Tradisi Massaung Manuk, Sabung Ayam Khas Toraja

Tradisi Massaung Manuk, Sabung Ayam Khas Toraja

Sabung Ayam Online – Hiburan sabung ayam sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia, baik dari kota maupun pedesaan. Sayangnya praktik judi sabung ayam terbentur oleh undang-undang. Namun, hal itu tidak membuat eksitensi hiburan sabung ayam menurun.

Sabung Ayam Online – Pertandingan sabung ayam tersebar hingga ke berbagai belahan dunia. Sebut saja Thailand, Filipina, Myanmar, Vietnam, dll. Bahkan di Benua Eropa juga terdapat praktik sabung ayam. Kepopuleran sabung ayam tidaklah luntur tergerus jaman, karena aktivitas tersebut dianggap menyenangkan oleh para penggemarnya.

Beberapa daerah di Indonesia memiliki tradisi yang melibatkan sabung ayam, seperti Bali dan Toraja. Umum diketahui bahwa masyarakat Bali masih melaksanakan ritual Tajen atau Tabuh Rah (Sabung Ayam). Tujuan dari tradisi Tajen adalah sebagai simbol permohonan agar terhindar dari bencana dan marabahaya.

Sedangkan untuk daerah Toraja, tradisi sabung ayam dikenal dengan nama Massaung Manuk. Tradisi ini dilakukan oleh suku Bugis sebelum Belanda masuk ke bumi nusantara. Di Toraja sendiri tradisi Massaung Manuk identik dengan para bangsawan. Biasanya sabung ayam Toraja dilaksanakan pada momen penting seperti pelantikan raja, panen raya, perkawinan, dll.

PRO DAN KONTRA PEMAKAIAN PISAU TAJI UNTUK SABUNG AYAM

Selain itu, sabung ayam Toraja juga dimanfaatkan untuk menghentikan perselisihan. Apabila terdapat masalah yang tidak mendapatkan titik temu, maka kegiatan Massaung Manuk akan dilakukan. Oleh karena itu tradisi ini memiliki simbol perdamaian. Dalam proses peradilan tersebut, sabung ayam Toraja disebut Si Londongan.

Dampak dan Makna Massaung Manuk dari Toraja

Di dalam ritual Massaung Manuk, darah dari ayam adu tersebut dipercaya dapat digunakan untuk menambah kesaktian dan keberanian. Oleh karena itu, tradisi ini sangat dihargai dan dihormati oleh para masyarakat suku Bugis sebagai salah satu peninggalan.

Sabung ayam khas Toraja biasanya menggunakan pisau sebagai pengganti taji ayam. Selain itu, bagi masyarakat Bugis ritual ini memiliki makna tersendiri. Terdapat kalimat yang berbunyi, “biar kalah asalkan menang sorak” yang berarti meski harta habis hati tetap bahagia.

Seiring berjalannya waktu, tradisi ini di alih fungsikan sebagai lahan perjudian oleh para penggemar sabung ayam di Toraja. Roda ekonomi masyarakat Toraja pun berputar positif, karena ramainya penonton di arena sabung ayam. Sehingga mereka dapat berjualan makanan maupun minuman di sekitar arena pertarungan.

Demikian ulasan dari kami sebagai Situs Judi Agen Sabung Ayam Online Terpercaya mengenai tradisi sabung ayam khas toraja, Massaung Manuk. Semoga dapat bermanfaat sebagai pengetahuan untuk para botoh tua.

Nantikan artikel selanjutnya hanya di Buanabet!